selamat datang di karamba wonogiri () yang pingin beriklan atau mengirimnkan artikel silahkan hubungi kami di leo_ary08@yahoo.co.id kontak 081329349588

Kamis, 15 Oktober 2009

budi daya ikan nila di karamba wonogiri




WADUK Gajahmungkur, selain menjadi objek wisata menarik di Jateng, namun selama ini juga merupakan sentra pembudidayaan ikan. Tak mengherankan, kawasan tersebut juga padat dengan aktivitas perdagangan ikan, serta marak warung ikan bakar dengan memanfaatkan hasil tangkapan di waduk.
Bagi pengunjung waduk tersebut, terasa belum lengkap jika belum menyantap ikan bakar hasil tangkapan di waduk. Selain ikannya segar, juga aneka jenis ikan tawar, sulit dicari bandingannya di daerah lain. Ikan nila dan kakap menjadi menu andalan di kawasan itu.
Namun di balik keunggulan itu, jumlah produksi ikan Waduk Gajahmungkur Wonogiri, hingga kini belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi ikan bagi masyarakat Wonogiri.
Di waduk ini kini terdapat 13 kelompok nelayan. Tapi mereka setahunnya hanya mampu menangkap ikan sekitar 975 ton. Sedangkan Karamba Jaring Apung (KJA) di Waduk Gajahmungkur, sekarang jumlahnya mencapai 450 petak dengan menghasilkan ikan sekitar 1.920 ton per tahun.
Kepala Dinas Kehewanan Perikanan dan Kelautan (Wanperla) Wonogiri, Ir H PH Susanto SH MM, menyampaikan hal itu melalui Kasubdin Perikanan dan Kelautan, Ir Heru Sutopo, Kamis (12/4).
Untuk mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Wonogiri, lanjutnya, pihaknya telah melakukan penebaran bibit ikan di sejumlah telaga, embung dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk dilakukan budi daya ikan, seperti yang dilakukan di kolam air deras, hasil inovasi kelompok tani ’Tirto Mulyo’ Dusun Pengkol, Desa Batuwarno, Kecamatan Batuwarno, Wonogiri, Kamis (12/4).
Heru menjelaskan, mayoritas hasil ikan karamba, diperuntukkan guna memenuhi permintaan luar negeri. Karena itu, secara keseluruhan, hasil produksi ikan di Waduk Gajahmungkur Wonogiri belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Wonogiri. ”Selama ini baru bisa mencukupi sekitar 40-50 persennya saja,” katanya, sembari menambahkan untuk warung-warung ikan bakar yang kini banyak ditemukan di sekitar Waduk Gajahmungkur, per hari membutuhkan tidak kurang dari satu ton ikan segar.
Terkait itu, Dinas Wanperla memberi bantuan sebanyak 5.000 ekor bibit ikan nila dan karper ukuran 5-7 Cm. Diharapkan, 3-4 bulan ke depan, ikan-ikan tersebut dapat tumbuh dengan baik sehingga mampu menambah pendapatan bagi kelompok tani yang beranggotakan 60 orang warga setempat tersebut.
”Kalau dipelihara dengan baik, dalam waktu 3-4 bulan sudah dapat dipanen dengan jumlah tidak kurang dari lima kuintal,’’ ungkap Ir HPH Susanto SH MM, Kepala Dinas Wanperla Wonogiri, seusai melakukan pelepasan bibit ikan di kolam air deras.
Kenthut Suryatno SH, pemrakarsa kolam air deras tersebut menjelaskan, bahwa pada awalnya dirinya merasa sayang atas air yang mengalir di parit pinggir dusun Pengkol.
’’Ketika saya tawarkan kepada warga untuk membuat kolam di parit tersebut, masyarakat banyak yang menyetujui. Akhirnya dibuatlah kolam itu,” katanya.   Pm-nu
 
PEMBUDIDAYAAN IKAN
DENGAN KERAMBA
Budidaya ikan adalah salah satu cara untuk mengembangbiakkan baik di kolam sawah sebagai
mina padi maupun dengan keramba yang belum dikembangkan di semua daerah.
Budidaya ikan dalam keramba ini, timbul karena suatu kebetulan, yang semula dilakukan oleh
pedagang ikan hidup di daerah Bandung untuk menampung ikan dagangannya yang belurn laku
dijual. Ikan-ikan tersebut disimpan di dalam keramba dekat rumah mereka.
Akan tetapi ikan-ikan, tersebut , tetap hidup dan bahkan bertambah besar, sehingga hal ini
menimbulkan niat para pedagang untuk membudidayakan ikan dalam keramba. Budidaya ikan
dalam keramba ini juga dianjurkan untuk menunjang kegiatan usaha perbaikan gizi keluarga.
khususnya untuk daerah-daerah yang dekat dengan perairan untuk (sungai, danau dan
rawa-rawa).
Peran Man Dalam Keramba
Budidaya ikan dalam keramba sangat berperan dalam membantu melestarikan sumber air ini di
perairan umum, karena penangkapan yang dilakukan secara terus menerus akan mengganggu
kelestarian di perairan tersebut. Penangkapan ikan pada umumnya dilakukan tanpa
memperhatikan ukuran ikan. Dengan adanya sistim budidaya ikan dalam keramba, maka
diharapkan anak-anak ikan yang ikut tertangkap akan dibudidayakan, sehingga akan mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan bila ditangkap waktu masih kecil. Secara garis besar,
peranan budidaya ikan dalam keramba adalah :
1) Mendukung usaha peningkatan pembinaan sumber hayati di perairan umum.
2) Meningkatkan produksi Wan yang bernilai ekonomi tinggi serta memenuhi kebutuhan
konsumsi ikan secara terus menerus.
3) Meningkatkan pendapatan Para petani ikan serta kesejahteraan petani ikan sepanjang
tahun.
4) Menghindari adanya masa paceklik bagi para nelayan dimana pada musim barat para
nelayan tidak dapat menangkap ikan.
5) Memperluas lapangan kerja bagi nelayan dan masyarakat secara umum.
Pemasangan Keramba
Bentuk keramba hanya dibedakan menjadi dua macam yaitu berbentuk empat persegi dan bundar
panjang. Keramba berbentuk empat persegi maupun kotak, sebagai bahan pada umumnya dibuat
dari bambu maupun papan. Bentuk bundar panjang, yaitu keramba menyerupai bubu pada
umumnya dibuat dari bilah bambu.
Cara pemasangan atau penempatan keramba, secara umum , dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Keramba terendam secara keseluruhan. Pemasangannya direndam dalam air kurang lebih 20
Cm di bawah permukaan air. Keramba ini sesuai untuk perairan yang sempit dan tidak begitu
dalam. Mempunyai tiga sisi, dua sisi melintang arus dan satu sisi sejajar arus.
2) Keramba terendam sebagian, kurang lebih 10 Cm berada di atas permukaan air. Mempunyai
enam sisi, di mana terdiri dari empat sisi, dimana terdiri dari empat sisi memanjang dan dua
sisi melintang, jenis keramba ini cocok untuk dipasang di perairan yang dalam dan luas seperti
di sungai, danau, waduk dan rawa.
3) Keramba pagar berbentuk pagar keliling yang langsung ditancapkan ke dasar air. Keramba ini
harus selalu digenangi air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Pada umumnya
dikembangkan oleh penduduk yang tinggal di rumah terapung.
Jenis Ikan
Ada beberapa jenis ikan yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan sistem budidaya
keramba, diantaranya adalah ikan karper (Chprinus carpio L.). Jenis ikan ini sangat cocok untuk
dikembangkan di daerah yang mempunyai ketinggian antara 150-600 meter di atas permukaan
laut, dengan pH perairan antara 7-8, suhu maksimal untuk kehidupannya antara 20-25°C.
Kepadatan penebaran sebaiknya antara 30-50 ekor/M3 dengan ukuran ikan 50-80 gram/ekor:
Dalam pemeliharaan selama 3-4 bulan, berat Wan bisa mencapai 300-500. gram/ekor, dengan
catatan bahwa ikan tersebut juga diberikan makanan tambahan.
Ikan tawes (Punctius javanicus Blkr). Jenis ikan ini tumbuh dengan balk pada ketinggian antar 25-
3°C. Padat penebaran ikan seberat 20 gram/ekor adalah, 190-125 ekor/M. Pada pemeliharaan
selama 3-4 bulan dengan diberikan makanan tambahan dedak halus, beratnya bisa mencapai
300-500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada pemeliharaan 3-4 bulan, dengan
diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai 200 300 gram/ekor.
Ikan mujair (Tilapia masambica). Jenis ikan, ini cocok dibudidayakan di daerah yang mempunyai
ketinggian antara 0-1.000 meter di atas permukaan taut, dengan suhu maksimum antara 25-30°C.
Padat penebaran dapat mencapai 500 ekor/M3 dengan benih ikan seberat 20 gram/ekor pada
pemeliharaan 3-4 bulan, dengan diberikan dedak halus atau ampas tahu, beratnya bisa mencapai
200 -300 gram/ekor.
Ikan sepat siem (Trichogaster pectoralis egen). Ikan ini dapat hidup di dataran yang mempunyai
ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, dengan pH air antara 7 - 8 dan suhu maksimum
antara 25 -35°C. padat penebaran ikan antara 25 - 35 ekor/M3 dengan ukuran panjang 9 Cm.
Ikan toman (Ophiocephalus micropeltres). ikan ini banyak dikembangkan di daerah Kalimantan.
Termasuk lamban pertumbuhannya. Pada penebaran benih ikan dengan berat 300 gram/ekor
adalah, antara .15-20, ekor/M3. Pada pemeliharaan selama 8 bulan ikan sudah dapat dipanen.
lkan gabus (Ophiocephalus striatus Blkr). Ada dua macam yaitu yang cepat tumbuh dan lambat
tumbuh. Ikan gabus yang cepat tumbuh mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : warna sisik punggung
abu-abu muda, bagian dada berwarna putih keperak-perakan. Ikan gabus hidup di air tawar
dengan pH antara 4,5 - 6. Pada penebaran ikan gabus dengan berat 100 gram/ekor adalah antara
50-60 ekor/M3. Dalam pemeliharaan selama 3 - 5 bulan berat ikan bisa mencapai 500 gram/ekor. .
Ikan betok (Anabes testudineus block). to ini sangat tahan terhadap kekurangan oksigen dan juga
air, Bahkan ikan ini dapat hidup dalam lumpur yang mengandung air antar 1 - 2 bulan. Pada
keramba ukuran 2 x 2 x 2 M2 dapat ditebarkan benih sebanyak 800 ekor dengan berat 20 gram
/ekor. Dalam waktu 6 bulan berat ikan dapat mencapai 400 gram/ekor.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy L.). Hidup di air tawar. Daerah yang paling cocok adalah
dengan ketinggian 50 - 400 meter di atas permukaan laut, dengan suhu maksimum antara 40 - 60
ekor /M3. Dalam membudidayakan ikan ini perlu diberikan makanan tambahan selanq waktu 2 hari
sekali dengan jumlah 15 - 20 % dari berat ikan total. Dalam waktu 3 -4 bulan, ikan ini sudah dapat
dipanen.
Selain jenis-jenis ikan tersebut di atas, masih banyak lagi jenis ikan lokal lain yang dapat
dikembangkan dengan sistem keramba.
Bila hendak mengembangkan ikan dalam keramba, kita tinggal menyesuaikan jenis ikan yang
cocok untuk tempat tinggal kita masing - masing.
Lahan yang akan digunakan sebaiknya yang gembur. Tanah tegalan merupakan tanah yang baik
bagi pertumbuhan tanaman bengkuang. Buatlah guludan dengan lebar bedengan sekitar 20 Cm
dengan panjang guludan tergantung dari panjang lahan jarak antara bedengan sekitar 35 Cm atau
selebar satu setengah sampai dua lebar pacul.
Penanaman tanaman bengkuang sebaiknya dilakukan setelah panen tanaman jagung atau pada
pertengahan musim penghujan. Penanaman dengan cara membenamkan benih pada tanah
guludan yang ditugal, dan isilah 1-2 benih tiap lubang tanam, jarak antara lubang yang satu
dengan yang lain sekitar kurang lebih 22 Cm dan penanaman jangan terlalu dalam, karena akan
dapat menghambat perkecambahan benih tersebut. Untuk mendapatkan buah yang benar-benar
besar maka sebaiknya tiap lubang diisi dengan satu benih saja.
Sebenarnya tanaman bengkuang tidak memerlukan perawatan yank serius, karena tanaman
bengkuang merupakan tanaman yang mudah tumbuh pada, keadaan yang kurang
menguntungkan bahkan sampai saat ini tanaman bengkuang tidak atau belum pernah terserang
hams maupun penyakit yang dapat menurunkan produksi.
Perawatan yang perlu dilakukan adalah pengendalian gulma, yaitu lakukan pembersihan gulma
terutama gulma disekitar tanaman. Pembuangan bunga, dimana bunga pada tanaman bengkuang
ini sangat perlu dilakukan, karena jika bunganya tidak dihilangkan akan dapat mempengaruhi
pembentukan, umbi bengkuang. Bila perlu lakukanlah pemupukan dengan ZA dengan cara
tebarkan disekitar tanaman.
Pemanenan bengkuang dapat dilakukan setelah tanaman tersebut berumur sekitar 6 bulan. Dan
pemanenan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar buah bengkuang tidak rusak atau pecah.
Maka dengan cara budidaya tersebut, akan dapat dihasilkan buah yang berukuran besar. Dengan
semakin baik mutu buah bengkuang ini akan dapat meningkatkan penghasilan petani, karena
harganya pun dapat dinaikkan.
Sumber : Menuju Pertanian Tangguh, Surat Kabar
Sinar Tani, 1996

nila merah

nila merah

karamba wonogiri



http://arymarino.blogspot.com
http://www.facebook.com/?ref=home#!/ary.marino
Banyak orang pasti sudah mendengar nama Waduk Gajah Mungkur yang artikel wisatanya dibahas tuntas di Rubrik Destination Anywhere. Tetapi, sebagian besar bisa jadi belum tahu asal nama waduk tersebut. Ikon Wonogiri ini merupakan bangunan bendungan dan waduk terbesar seAsia Tenggara. Dibangun dengan fungsi utama sebagai pengendali banjir (fl ood control) Sungai Bengawan Solo. Bendungan ini dibangun selama kurun waktu 1976 sampai 1981. Lokasinya tepat di tujuh kilometer selatan Kota Wonogiri di bagian hilir pertemuan Kali Keduang. Luas daerah genangan lebih dari 8.800 hektar dan luas daerah yang dibebaskan 90 kilometer persegi. Terdiri dari 51 desa di 7 kecamatan. Pengerjaan pembangunan Waduk Gajah Mungkur dilakukan secara swakelola dengan bantuan konsultan Nippon Koei Co Ltd Jepang. Dinamakan Waduk Gajah Mungkur, karena gunung yang mengitari Kabupaten Wonogiri bernama Gunung Gajah Mungkur. Pembebasan daerah genangan ini mengorbankan 12.525 kepala keluarga (KK) terdiri sekitar 68.750 jiwa. Mereka secara sukarela melakukan Program Bedhol Desa dengan bertransmigrasi ke berbagai daerah. Antara lain, Sitiung (Sumatera Barat), Jujuhan, Rimbo Bujang, Alai ilir, Pemenang (Jambi), Air Lais, Sebelat, Ketahun, Ipuh (Bengkulu); dan Panggang, Baturaja (Sumatera Selatan).Dari segi infrastruktur, banyak yang harus ditata ulang. Antara lain relokasi jalan yang dahulu menghubungkan WonogiriWuryantoro, WuryantoroEromoko, Ero mokoBaturetno, dan BaturetnoTir to moyo. Waduk Gajah Mungkur memiliki ba nyak fungsi. Yakni, penyediaan air irigasi un tuk kurang lebih 23.600 ha di daerah Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen. Kemudian, penyediaan tenaga listrik untuk daerah Wonogiri dengan kapasitas maksimum 12,4 MW. Lalu sebagai fungsi wisata. Kegunaan lainnya dipakai sebagai tempat budidaya perikanan air tawar, terutama untuk budidaya Karamba Jala Apung ikan nila. Seiring dengan perkembangan kondisi alam yang sangat dinamis, Waduk Gajah Mung kur saat ini mengalami keadaan mem prihatinkan. Umur pakai waduk direncanakan selama 100 tahun. Tetapi berdasarkan perkembangan terakhir, umur pakai waduk diperkirakan hanya tinggal 1015 tahun lagi. (uty/den/berbagai sumber)

karamba

karamba
taman rekreasi karamba wonogiri