KOMPAS.com - Nokia mempermudah para pengembang software untuk membuat aplikasi di berbagai perangkat Nokia. Solusi tersebut disampaikan dalam acara "Nokia Developer Day" yang berlangsung Rabu (2/2/2011) hari ini di Hotel Shangri La, Jakarta.
"Bagi para developer aplikasi mobile, kini Nokia menyederhanakan aplikasi yang digunakan," kata Upik Sidarta, Busines Development Manager Forum Nokia yang juga menjadi salah satu pembicara dalam ajang ini.
Ia mengatakan, "Kami memfokuskan pada penggunaan Qt (baca : kyut) untuk Symbian dan MeeGo serta J2ME untuk S40. Jadi, sekarang pengembang tidak perlu berpikir lagi, kalau mau kembangkan fitur produk harus memakai aplikasi apa."
Menurut Upik, dengan penyederhanaan ini membuat siapa pun bisa mengembangkan aplikasi dengan Nokia. Dengan yang ada saat ini, Upik mengungkapkan bahwa jalur yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi lebih sedikit.
Upik menyebut, Fahma Waluya Rosmansyah, remaja berusia 12 tahun asal Bandung pun bisa membuat aplikasi ini. Remaja tersebut membuat aplikasi belajar berbahasa Inggris yang kini telah diunduh oleh orang dari 75 negara.
Selain kemudahan dalam mengembangkan, Nokia juga menyediakan fasilitas Ovi Store. "Adanya Ovi Store ini memudahkan pengembang untuk memasarkan produk ke lebih dari 190 negara yang masyarakatnya menggunakan Nokia," jelas Upik.
Peluang untuk mengembangkan aplikasi mobile menurut Upik sangat besar saat ini. Pengguna mobile saat ini semakin bertambah, jauh lebih besar daripada pengguna komputer. Sementara, 1,3 juta pelanggan Ovi Store juga telah tersedia.
"Jadi, orang Indonesia juga punya kesempatan juga untuk mengembangkan aplikasi mobile untuk dijual. Tidak hanya menggunakan atau konsumtif saja. Kita juga bisa mendapat revenue dari situ," paparnya.
Dengan berperan mengembangkan aplikasi, Upik mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Harapannya, paling tidak aplikasi yang digunakan oleh orang Indonesia uga yang dikembangkan oleh orang Indonesia
"Bagi para developer aplikasi mobile, kini Nokia menyederhanakan aplikasi yang digunakan," kata Upik Sidarta, Busines Development Manager Forum Nokia yang juga menjadi salah satu pembicara dalam ajang ini.
Ia mengatakan, "Kami memfokuskan pada penggunaan Qt (baca : kyut) untuk Symbian dan MeeGo serta J2ME untuk S40. Jadi, sekarang pengembang tidak perlu berpikir lagi, kalau mau kembangkan fitur produk harus memakai aplikasi apa."
Menurut Upik, dengan penyederhanaan ini membuat siapa pun bisa mengembangkan aplikasi dengan Nokia. Dengan yang ada saat ini, Upik mengungkapkan bahwa jalur yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi lebih sedikit.
Upik menyebut, Fahma Waluya Rosmansyah, remaja berusia 12 tahun asal Bandung pun bisa membuat aplikasi ini. Remaja tersebut membuat aplikasi belajar berbahasa Inggris yang kini telah diunduh oleh orang dari 75 negara.
Selain kemudahan dalam mengembangkan, Nokia juga menyediakan fasilitas Ovi Store. "Adanya Ovi Store ini memudahkan pengembang untuk memasarkan produk ke lebih dari 190 negara yang masyarakatnya menggunakan Nokia," jelas Upik.
Peluang untuk mengembangkan aplikasi mobile menurut Upik sangat besar saat ini. Pengguna mobile saat ini semakin bertambah, jauh lebih besar daripada pengguna komputer. Sementara, 1,3 juta pelanggan Ovi Store juga telah tersedia.
"Jadi, orang Indonesia juga punya kesempatan juga untuk mengembangkan aplikasi mobile untuk dijual. Tidak hanya menggunakan atau konsumtif saja. Kita juga bisa mendapat revenue dari situ," paparnya.
Dengan berperan mengembangkan aplikasi, Upik mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Harapannya, paling tidak aplikasi yang digunakan oleh orang Indonesia uga yang dikembangkan oleh orang Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar